KENDARI – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-79, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Kendari, Dr. H. Anang Permana, M.H., mewakili Ketua PTA Kendari menghadiri serangkaian acara kenegaraan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada 17 Agustus 2024. Kehadiran beliau di berbagai kegiatan penting ini menunjukkan komitmen PTA Kendari dalam mendukung dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
Rangkaian acara dimulai pada pagi hari dengan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih yang berlangsung di Lapangan Upacara Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara. Upacara ini dihadiri oleh berbagai unsur pemerintahan, pejabat daerah, veteran, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, organisasi kemsyarakatan serta pelajar. Gubernur Sulawesi Tenggara bertindak sebagai inspektur upacara, sementara Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang terdiri dari putra-putri terbaik daerah dipercaya untuk mengibarkan bendera.
Dalam suasana yang penuh khidmat, upacara tersebut diawali dengan pembacaan teks Proklamasi yang menggema di seluruh lapangan, mengingatkan semua yang hadir akan perjuangan para pahlawan bangsa. Pengibaran bendera berlangsung lancar, diiringi dengan lantunan lagu kebangsaan "Indonesia Raya".
Setelah upacara pengibaran bendera, Dr. H. Anang Permana, M.H. menghadiri acara penyerahan Surat Keputusan (SK) Remisi kepada 2.242 (dua ribu dua ratus empat puluh dua) warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kendari. Dalam kesempatan tersebut, beliau mendapat kehormatan untuk turut menyerahkan SK Remisi tersebut. Penyerahan remisi ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah pusat yang diberikan kepada warga binaan yang memenuhi syarat, sebagai bentuk apresiasi atas perilaku baik dan partisipasi aktif dalam program pembinaan selama menjalani masa hukuman.
Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tenggara, Kepala Lapas Kendari, serta sejumlah pejabat dari instansi terkait. Dalam sambutannya, Gubernur Sulawesi Tenggara menekankan pentingnya remisi sebagai salah satu upaya rehabilitasi bagi warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan semangat baru dan berkontribusi positif. Beliau berharap warga binaan dapat menjadi insan dan pribadi yang baik, hidup dalam tata nilai kemasyarakatan yang baik, taat hukum, mulai berkontribusi secara aktif dalam pembangunan untuk melanjutkan perjuangan hidup, kehidupan dan penghidupan sebagai warga negara, anak bangsa dan anggota masyarakat di lingkungan tempat tinggal.
Pada sore hari, Dr. H. Anang Permana, M.H. turut serta dalam Upacara Penurunan Bendera yang dilaksanakan di lokasi yang sama. Upacara ini menandai akhir dari rangkaian upacara kenegaraan pada peringatan HUT RI ke-79 di Sulawesi Tenggara. Upacara berlangsung dengan penuh khidmat, diiringi oleh lantunan lagu-lagu kebangsaan yang menggugah rasa nasionalisme para peserta.
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka kembali menjalankan tugas mereka dengan sempurna, menurunkan bendera merah putih yang sebelumnya dikibarkan pada pagi hari. Prosesi ini disaksikan oleh perwakilan Forkopimda Sultra, Staf Ahli Gubernur, para Asisten Setda Sultra, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, pejabat TNI/Polri, pimpinan instansi vertikal, para pejuang/veteran, serta pejabat terkait lainnya. Penurunan bendera ini menjadi simbol penutupan dari seluruh rangkaian peringatan hari kemerdekaan, namun semangat juang dan kebersamaan yang ditanamkan selama acara tetap membara di hati setiap orang yang hadir.
Puncak dari rangkaian acara HUT RI ke-79 adalah resepsi kenegaraan yang digelar pada malam harinya di Gedung Olahraga Sulawesi Tenggara. Resepsi ini menjadi ajang silaturahmi dan refleksi bersama atas perjalanan bangsa dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, pejabat pemerintahan, TNI/Polri, tokoh agama, tokoh adat, serta perwakilan dari berbagai organisasi masyarakat.
Dalam suasana yang penuh keakraban, resepsi kenegaraan diawali dengan sambutan dari Gubernur Sulawesi Tenggara yang mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam membangun bangsa yang lebih maju. Sambutan tersebut juga menekankan peran seluruh elemen masyarakat dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.