Print this page

Khutbah Jum'at Masjid Al Ihsan Pengadilan Tinggi Agama Kendari : Inti Takwa, Senantiasa Menghadirkan Allah dalam Setiap Aspek Kehidupan

26 Juli 2025 Berita 2955
Khutbah Jum'at Masjid Al Ihsan Pengadilan Tinggi Agama Kendari : Inti Takwa, Senantiasa Menghadirkan Allah dalam Setiap Aspek Kehidupan

29 Muharram 1447 H/25 Juli 2025 - Pengadilan Tinggi Agama Kendari melaksanakan shalat jumat di Masjid Al Ihsan Pengadilan Tinggi Agama Kendari dan yang bertindak sebagai khatib dan imam adalah Bapak Drs. H. Gunawan, M.H merupakan Hakim Tinggi di Pengadilan Tinggi Agama Makasar. Dalam khutbah Jumat kali ini, tidak lupa khatib mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ. sebagai bekal utama dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. 

Dalam upaya memperkokoh iman dan memperingatkan umat akan pentingnya takwa, seorang sahabat Al‑Ghifari menyampaikan tiga nasihat penuh hikmah. Ketiga titik poin ini selaras dengan pemahaman takwa yang menuntun setiap Muslim agar terus berwaspada di dunia dan mempersiapkan bekal akhirat. Takwa dijelaskan oleh Ubay bin Kaʽab kepada Umar bin Khattab: apabila seseorang melewati jalan berduri, ia bukan menghindar melainkan berjalan dengan penuh kehati‑hatian. Itulah hakikat takwa. Untuk menghindari kesulitan di dunia, setiap Muslim dianjurkan mengikuti sunnatullah, Sedangkan untuk akhirat, penting melaksanakan syariat Islam seperti salat, puasa, zakat, dan ibadah lainnya secara sempurna, sebagai bentuk takwa yang sesungguhnya. Nasihat ini selaras dengan pengertian takwa sebagai pelaksanaan perintah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ dan menjauhi larangan-Nya, sebagaimana didefinisikan oleh para ulama.

 

Takwa berarti selalu menyadari kehadiran Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ dalam setiap tindak dan perilaku. Pelaksanaan syariat harus dilakukan dengan keikhlasan dan kesadaran penuh. Perbuatan baik diikuti dengan kebaikan yang selaras dengan keislaman merupakan cara memperbaiki diri: Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ memberi ampunan dan pahala akan bertambah jika kita menebar kebaikan bukan hanya untuk diri, tapi untuk orang lain juga. Akhlak yang baik adalah pantulan dari keimanan yang benar. Rasulullah mengingatkan: “khalik an-nāsa bi akhlāq ḥasanah”, bergaullah dengan manusia dengan akhlak mulia, akhlak muncul dari hati suci yang bertakwa; ini menjadi saksi di hadapan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ yang menilai setiap perilaku manusia.

Esensi takwa tidak hanya soal ritual ibadah, namun merupakan kesadaran mendalam bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ hadir dalam setiap waktu dan di mana pun kita berada. Kesadaran ini menjadi landasan bagi perilaku seorang Muslim yang bertakwa: menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam Al-Qur’an dan hadits disebutkan secara eksplisit bahwa takwa adalah bentuk nyata dari ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ dan upaya menghindari larangan-Nya. Kesadaran ini dijelaskan sebagai membangun benteng antara diri kita dengan siksa-Nya, yaitu dengan amal saleh yang menjaga hati dan menjaga akhlak kita dari dosa. Ciri nyata seorang mukmin yang bertakwa terlihat dari bagaimana ia menyadari kehadiran Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ dalam keputusan kecil maupun besar. Ia menjaga tutur kata, disiplin dalam ibadah, bersikap adil, serta memberi manfaat tanpa pamrih.

REYHAN AKBAR, S.T.

Latest from REYHAN AKBAR, S.T.